RM.id Rakyat Merdeka – Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan, keluarga besar IMI bersama para komunitas otomotif akan terus menjadi cooling system yang selalu menyejukkan kehidupan kebangsaan. Walaupun memiliki beragam perbedaan profesi hingga pandangan politik, tidak pernah menyebabkan perpecahan. Termasuk pada saat Pemilu 2024, baik pada saat kampanye, pemilihan, hingga pasca pemilihan.
“IMI sebagai induk olahraga dan komunitas otomotif merupakan satu-satunya organisasi yang secara eksplisit merujuk Empat Pilar MPR di dalam anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Karenanya, filosofi IMI dan komunitas otomotif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan yang mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan, solidaritas, kekeluargaan, persaudaraan/brotherhood, serta menjunjung tinggi jiwa dan semangat nasionalisme,” ujar Bamsoet, dalam Gathering and Road Safety, Rakernas Volkswagen Indonesia Association (VIA) 2024, di Jakarta, Minggu (25/2).
Turut hadir antara lain, Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suyudi Ario Seto, Ketua Volkswagen Van Club Irjen (Purn) Pudji Hartanto, Ketua Volkswagen Indonesia Association Komjen (Purn) Nanan Soekarna, dan Ketua House of Volkswagen Sentul Adi Yunadi.
Ketua MPR ini menjelaskan, setelah sukses menyelenggarakan “Road to Pecah Seribu VW: Indonesia Bersatu, Mobil Rakyat di Rumah Rakyat” pada November 2023 di MPR, komunitas VW bersama MPR juga berencana menyelenggarakan “Pecah Seribu VW: Indonesia Bersatu, Mobil Rakyat di Rumah Rakyat” pada akhir tahun 2024 di MPR.
“Tidak hanya melibatkan komunitas VW dari berbagai daerah di Indonesia, melainkan juga melibatkan komunitas VW dari berbagai negara dunia. Termasuk melibatkan liputan dari berbagai media internasional, sehingga sekaligus bisa mempromosikan sektor pariwisata Indonesia. Selain untuk memecahkan Rekor MURI, event Pecah Seribu VW nantinya juga untuk memperoleh big data mengenai berapa banyak VW dan jenis variannya yang ada di Indonesia,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, keberadaan VW di Indonesia memiliki sejarah panjang. Dari berbagai literatur mencatat, VW mulai masuk ke pasar otomotif Indonesia sekitar tahun 1952, di bawah naungan PT Piola sebagai agen tunggal dan importir VW, yang eksis hingga 1971. Sekitar tahun 1974, Indonesia sudah mampu memproduksi VW pertama yang diberi nama VW MITRA, berbasis T2 dengan mesin 1.600 CC.
“Kehadiran VW Safari pada tahun 1977, membuat VW menjadi sangat populer di Indonesia. Terlebih pada saat itu, VW Safari menjadi mobil operasional para Camat di Indonesia. Sehingga VW Safari kemudian juga dikenal dengan VW Camat. Membuktikan bahwa melalui otomotif, kita bisa mengetahui dan belajar banyak tentang perjalanan sejarah bangsa,” pungkas Bamsoet.https://asiafyas.com/