RM.id Rakyat Merdeka – Partai Hanura menyesalkan kejadian penganiayaan terhadap relawan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Yogyakarta dan Boyolali, Jawa Tengah.
“Demokrasi berduka. Tegakkan hukum, tangkap siapapun pelaku persekusi dan penyerangan terhadap proses berdemokrasi, yang diharapkan aman tertib dan damai oleh seluruh rakyat Indonesia,” kata Wakil Ketua DPP Hanura Hengki Irawan saat dihubungi, Minggu (31/12/2023).
Menurut Hengki, kekerasan dalam demokrasi tidak boleh terjadi. Karena kekerasan demokrasi hanya dapat dilakukan oleh oknum-oknum yang anti demokrasi, anti Pancasila, melanggar hukum, dan konstitusi.
“Mereka (korban) menjalankan proses kampanye resmi dalam konstestasi demokrasi yang sah. Dijamin konstitusi lalu mendapat ancaman bahkan penganiayaan, tentu mereka adalah martir demokrasi,” tambah Hengki.
“Maka penting untuk diungkap apa motif-motifnya,” ujar Wakil Direktur Representatif Kampanye Kreatif Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu.
Sebelumnya diberitakan adanya penganiayaan terhadap tujuh relawan paslon nomor urut tiga. Peristiwa itu viral di media sosial.
Dalam video yang beredar dinarasikan relawan Ganjar-Mahfud baru selesai mengikuti acara di Boyolali. Lalu, mereka dicegat oknum TNI dari Batalyon 408.
Dalam video terlihat sejumlah orang itu awalnya berada di pinggir jalan. Tak lama setelahnya, terduga pelaku langsung menghampiri pemotor yang tengah melintas. Akibat kejadian ini, para korban mengalami luka-luka hingga dirawat di rumah sakit.https://asiafyas.com/