RM.id Rakyat Merdeka – Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik upaya Mining Industri Indonesia (MIND ID) sebagai Holding BUMN Industri Minerba, dalam meningkatkan kepemilikan saham atas PT Vale Indonesia (PT VI) melalui skema divestasi.
MIND ID telah menyepakati akuisisi saham PT VI dengan Vale Canada Limited (VCL), Sumitomo Metal Mining Co, Ltd. (SMM), dalam rangka pembelian 14 persen dari total kepemilikan saham PT VI.
Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso, Deshnee Naidoo dari VCL, Yusuke Niwa dari SMM, Febriany Eddy dari PT VI di Jakarta, Senin (26/1/2024).
Acara tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, dan para pejabat tinggi negara lainnya.
“Nilai investasi yang dihasilkan sebesar Rp 3.050 per lembar saham. MIND ID akan sama-sama mengendalikan PT Vale Indonesia, karena ini sifatnya kontrol bersama atau joint control over corporation,” ujar Erick, Senin (26/2/2024).
Senada dengan Erick, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, MIND ID akan memiliki hak menunjuk 3 Komisaris, termasuk Komisaris Utama, serta Direktur Utama, dan Direktur SDM.
“Kami telah bersepakat, VCL akan memiliki porsi Direktur yang mengelola operasional perusahaan dan juga terkait dengan ESG. Kami ingin, standar ESG milik VCL tetap dipertahankan sebagai bagian dari good mining practice berskala global,” papar Tiko.
Sebagai bagian keberlanjutan operasional perusahaan, Kementerian BUMN dan MIND ID tetap akan menunjuk Febriany Eddy sebagai Direktur Utama PT VI, setelah kesepakatan divestasi diselesaikan.
Erick merasa punya komitmen yang sama dengan VCL, dalam mengelola PT VI.
“Kami sebagai pemegang saham terbesar pertama dan kedua, sepakat melanjutkan komitmen hilirisasi sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap program strategis pemerintah. Saudari Febriany Eddy tetap akan menjadi Direktur Utama, mewakili MIND ID,” tegas Erick.
Kesepakatan ini adalah langkah besar bagi Indonesia. MIND ID telah menjadi pemegang saham terbesar dari PT VI.
Setelah kesepakatan, MIND ID memegang 34,00 persen saham PTVI, VCL 33,88 persen, SMM 11,48 persen, dan publik sebesar 20,63 persen.
November 2023, telah ditandatangani Heads of Agreement yang menyatakan bahwa MIND ID dan VCL akan melakukan joint control atas pelaksanaan kegiatan usaha PT Vale Indonesia.
Divestasi ini merupakan bagian dari upaya PT VI dalam memenuhi kewajiban divestasi, sesuai undang-undang pertambangan mineral dan batubara di Indonesia.
“Dalam membangun ekosistem, bukan masalah menang kalah, tetapi harus membangun yang terbaik. Pak Bahlil (Menteri Investasi/BKPM) akan memastikan investasi yang berkelanjutan untuk downstreaming dengan luaskan dan total investasi,” jelas Erick.
Sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran strategis dalam industri nikel global. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengambil kendali dalam menentukan arah industri nikel.
Melalui divestasi ini, Indonesia dapat menunjukkan komitmennya untuk berada di garis depan, dalam pengembangan hilirisasi industri nikel.
Divestasi PT VI merupakan perwujudan transformasi BUMN yang semakin penting dilakukan, dalam menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang di era ekonomi yang terus berkembang.
Dengan melakukan divestasi yang strategis, MIND ID dapat memperkuat posisi sebagai rantai pasok global (global value chain), serta mendukung kebutuhan ekspor dalam mendukung program hilirisasi.https://asiafyas.com/