Ringgit Melorot, PM Anwar: Tolong Jangan Bandingkan Dengan Kondisi 1998

PM Malaysia Anwar Ibrahim (Foto: Bernama)
PM Malaysia Anwar Ibrahim (Foto: Bernama)

RM.id  Rakyat Merdeka – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan, pemerintahannya tidak menganggap enteng penurunan nilai tukar mata uang ringgit. Upaya berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini terus dilakukan, sambil memastikan angka investasi negara tetap utuh. Bank sentral telah ditugaskan untuk memantau ringgit dengan cermat.

Anwar juga menekankan, kementerian dan otoritas terkait -termasuk Dewan Investasi Negara – menggelar pertemuan harian untuk mengatasi masalah ini.

“Ini memang memprihatinkan. Tetapi, kita juga harus lihat. Dibanding negara tetangga, investasi keseluruhan kita mencapai nilai terbesar dalam sejarah negara. Selain itu, inflasi juga terus turun, pengangguran turun, dan kota memiliki pertumbuhan berkelanjutan,” papar PM Anwar kepada wartawan, usai peluncuran Tun Razak Exchange sebagai Pusat Keuangan Internasional Malaysia di Kuala Lumpur, seperti dikutip Bernama, Jumat (23/2/2024).

“Kita harus mengambil pandangan yang komprehensif dan kapasitas negara, untuk pertumbuhan. Yang terpenting saat ini, kita punya angka investasi yang meyakinkan,” imbuhnya.

Channel News Asia (CNA) memberitakan, para ahli sebelumnya memperingatkan risiko lanjutan dari turunnya mata uang Malaysia. Anjloknya ringgit Malaysia, bisa  memiliki dampak politik terhadap Anwar. Terutama, jika publik merasakan kurangnya tindakan pemerintahan Anwar dalam mengatasi masalah ini.

Namun, analis mengatakan, skenario seperti itu sepertinya tak mungkin. Mengingat Anwar memiliki mayoritas super di parlemen. Terutama, setelah beberapa anggota parlemen oposisi dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) mendeklarasikan dukungan terhadap pemerintah persatuan di bawah kepemimpinan Anwar.

Anwar menekankan, jika kepercayaan investor menyusut karena penurunan ringgit, Malaysia tidak akan mampu mencapai rekor investasi tertinggi sebesar 329,5 miliar ringgit Malaysia atau Rp 1,07 kuadriliun. Naik 23 persen dibanding tahun 2022. Tapi faktanya, investasi Malaysia berhasil memecahkan rekor.

“Mengapa kita harus melihat dari sisi nilai tukar mata uang ringgit, dan membandingkannya dengan tahun 1998? Tahun 1998, ringgit jatuh, investasi jatuh, dan inflasi naik. Itu tidak sama,” tutur Anwar.

Dia memastikan, pemerintahannya akan fokus pada setiap upaya maksimal yang bisa dilakukan. “Kami akan terus memantau situasi setiap hari, termasuk biaya hidup dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat,” ujar Anwar.

Mengutip Bloomberg, pada Selasa (20/2/2024), nilai tukar mata uang ringgit jatuh ke level terendah sejak krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an, melewati angka 4,8. 

Selain itu, ringgit juga dilaporkan mengalami penurunan lebih dari 4 persen pada tahun ini. CNA menyebut, hal ini antara lain disebabkan oleh buruknya kinerja ekspor dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*