Salah Sebut Namanya

Haley: Donald Trump Tampak Sudah Linglung

Ron De Santis, Nikki Haley dan Donald Trump. Foto: Getty Images /Samuel Branch on Unsplash /via JTA
Ron De Santis, Nikki Haley dan Donald Trump. Foto: Getty Images /Samuel Branch on Unsplash /via JTA

RM.id  Rakyat Merdeka – Menjelang pemilihan pendahuluan (primary) di Negara Bagian News Hampshire, 23 Januari, kandidat Capres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Nikki Haley menyerang Donald Trump. Dia meragukan kondisi kesehatan pengusaha properti tersebut, bisa menjalani tugas sebagai Presiden.

Haley mempertanyakan kesehatan otak Trump, setelah terlihat keliru menyebut namanya merujuk ke mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi. Saat itu, Trump tengah berkampanye di Manchester, kota di New Hampshire, Jumat (19/1/2024). Taipan real estate itu berbicara tentang serangan pendukungnya ke gedung Kongres, Capitol Hill pada 6 Januari 2021.

“Dia (Trump) terlihat linglung. Dia membicarakan Nancy Pelo­si,” ujar Haley saat berkampanye, Sabtu (20/1/2024), di Keene, New Hampshire.

“Namun Trump menyebut nama saya berkali-kali. Kekhawatiran saya adalah apakah dia bisa menghadapi tekanan sebagai presiden dalam kondisi seperti itu?” sindir Haley.

Selain sulit membedakan antara Haley dan Pelosi, Haley juga menyoroti kesenjangan usianya dengan Trump, yang berusia 77 tahun, dan Presiden Joe Biden, yang berusia 81 tahun. Mantan Gubernur Califor­nia itu juga bersikeras perlunya pembatasan masa jabatan dan tes kompetensi mental bagi politisi yang berusia di atas 75 tahun.

Menanggapi pernyataan Ha­ley, tim kampanye Trump tidak ambil pusing.

“Apa bedanya. Yang satu namanya Nikki dan satu lagi namanya Nancy. Tidak beda jauh,” ujar penasihat kampanye Trump, Chris LaCivita, ngeles, dikutip New York Times, Minggu (21/1/2024).

Trump menambahkan, dia su­dah melakukan tes kekuatan otak sebelum memulai kampanye beberapa bulan lalu. “Hasilnya sangat bagus. Saya rasa otak saya jauh lebih kuat dari pada 25 tahun lalu,” klaim Trump.

Setelah menempati posisi ketiga di Iowa di belakang Gu­bernur Florida Ron DeSantis, kampanye Haley dipertaruhkan di New Hampshire. Menurut jajak pendapat di New Hamshire, Haley berada di posisi kedua setelah Trump. Sementara De­Santis di posisi ketiga.

Dalam jajak pendapat Decision Desk HQ dan The Hill, DeSantis berada di posisi ketiga di New Hampshire dengan 9,4 persen, lebih dari 44 poin di belakang Trump, yang berada di posisi 53,7 persen. Sementara Haley, yang ingin mengkonsolidasikan para pemilih independen dan “tidak pernah memilih Trump” di urutan kedua dengan 25,3 persen.

Berbeda dengan Haley, De­Santis lebih gencar kampanye untuk primary California pada Februari mendatang. Dilansir CBS News tujuan dari kam­panye DeSantis adalah untuk menekan Haley, dan membuat persainganhanya antara dirinya dan Trump.

Namun Haley tidak menganggap DeSantis lawan kuat. Trump baru-baru ini meramalkan, DeSantis akan segera kehabisan uang dan keluar dari pencalonan. Sementara Haley mengatakan, tidak lagi fokus pada DeSantis setelah kaukus Iowa, 15 Januari lalu.

“Dia lebih dekat ke titik nol daripada saya,” katanya.

“Dia tidak terlihat di New Hampshire. Dia tidak terlihat di South Carolina. Kami fokus pada Trump. Itulah kuncinya,” tandas Haley.

Tahun ini, Amerika Serikat juga mengadakan pilpres, sama seperti Indonesia. Rangkaian Pilpres AS makan waktu pan­jang, hingga setahun. Dimulai dari tingkat negara bagian di hingga pemberian suara. Isti­lah pemilihan tahap awal ini juga berbeda. Ada yang dikenal dengan sistem kaukus, primary, hingga supertuesday.

Kaukus Iowa merupakan tahapan pertama dalam pemili­han kandidat calon presiden dari Partai Republik untuk Pilpres AS 2024. Pemilihan kaukus dilakukan masing-masing par­tai baik itu Republik maupun Demokrat.

Kenapa pemilihan Partai Demokrat tak seheboh Repub­lik? Itu karena kandidat capres Demokrat sudah ada, yakni sang petahanan, Joe Biden. Berbeda dengan Republik yang masih menggodok capres yang akan diusung dari sejumlah namauntuk menghadapi Biden di pemungutan suara sekitar No­vember nanti.

Untuk kaukus, pemungutan suara dilakukan lewat pertemuan balai warga. Warga akan berkumpul untuk menunjukkan pilihan mereka atas presiden hingga delegasi. Tak ada ambang batas kelayakan atau putaran pemungutan suara dalam kaukus Partai Republik

Peserta dalam pemilihan ini pun tidak diikuti semua pemilih sah. Kaukus di Iowa juga tidak bisa dijadikan acuan untuk me­nentukan siapa kandidat final dari partai. Namun hasil kaukus pertama ini memiliki efek pan­jang untuk memberikan gamba­ran mengenai proses nominasi ke depan.

Usai kaukus Iowa, akan ada pemilihan awal di New Hamp­shire pada 23 Januari dan diikuti South Carolina pada 3 Februari dan Nevada pda 6 Februari. Proses kaukus dan primary akan berlangsung hingga Juli.

Lalu, 15-18 Juli nanti Republikakan melakukan konvensi untuk menentukan siapa capres dan cawapres yang akan maju dalam pilpres 5 November. Sementara konvensi Partai Demokrat akan berlangsung 19-22 Agustus nanti. DAYhttps://asiafyas.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*