Liaison Officer (LO) DPC PDI Perjuangan Solo, YF Sukasno saat memegang surat suara simulasi Pilpres yang digelar KPU Surakarta yang berisi dua pasangan calon. (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Iman Firdaus
JAKARTA, KOMPAS.TV – Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mempertanyakan kredibilitas KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai penyelenggara pemilu.
Hal ini menyusul adanya simulasi surat suara Pilpres yang hanya mencantumkan dua pasangan di daerah Solo, Jawa Tengah.
Ganjar menilai belakangan ini KPU selalu meminta maaf terkait proses penyelenggaran Pemilu.
Mulai dari adanya pengiriman 62.552 surat suara ke 31.276 pemilih di Taipe, Taiwan via pos di luar jadwal yakni pada 18 dan 25 Desember 2023, dan bisa langsung dicoblos pemilih.
Padahal jadwal pengiriman surat suara dalam Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023, yaitu pada 2-11 Januari 2024.
Baca Juga: Contoh Surat Suara Pilpres Berisi 2 Paslon, Ganjar Ingatkan KPU untuk Profesional
Terbaru KPU daerah mengelar simulasi Pilpres di Solo dengan surat suara berisi dua pasangan Capres-Cawapres.
Menurut Ganjar, kesalahan dan permohonan maaf KPU bisa membuat publik ragu terhadap kredibilitas KPU sebagai penyelenggara Pemilu.
“Ini KPU, penyelenggara, kok berkali-kali minta maaf terus ya. Kalau minta maaf terus nanti kredibilitasnya dipertanyakan lho ya. Kemarin soal surat suara minta maaf, yang ada di kirim di luar negeri. Sekarang soal pencoblosan katanya ditarik lagi,” ujar Ganjar di sela kunjungan ke Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).
Lebih lanjut Ganjar https://cekikikan.com menilai KPU pusat perlu melakukan supervisi agar kesalahan-kesalahan yang terjadi di Panitia Pemilih Luar Negeri (PPLN) atau pun KPU daerah dapat diminimalisir.
Menurut Ganjar sudah seharusnya KPU Pusat memantau proses persiapan pelaksanaan Pemilu di daerah, mengingat waktu pencoblosan tinggal sebulan lagi.